Berawal dari
pemberian piwulangan agama kepada keluarga dan masyarakat sekitar,
kurang lebih
bulan Maulud / Robiul Awal 1376 H. atao Oktober 1956 M, KH Mochamad
Munawir dan
KH Muslih memulai mengukir sejarah yakni mengajarkan ilmu-ilmu agama
kepada Ngisomudin,
Juned. Sangad, Muhaemin Irfangi Nyakra dilanjut masyarakat seperti
Towam, Ghofir,
Juhdi, Fathurrohman, Tholib, Ma’muri. Disusul santri dari Nagari Darso,
Sarto,
Karto dan Tarsam. yang tempat pelaksanaan ngaji masih berada di langgar
yang
sangat sederhana. Mereka ngaji pelajaran agama dikala sore hari dan
bermalam di
langgar sampai subuh. Seusai season ngaji bar subuhan kemudian pulang
kerumah
orang tua masing-masing. Yang demikian ini mereka disebut sebagai santri
kalong.
Seiring
berjalannya
waktu bertambahnya santri tersebut diatas cukup pesat sehingga kegiatan
pengajian agama ini didengar sampai dari luar daerah diantara santri
yang ikut Mufroil,
Samijo, Waryono, Yatino, Mahmud, Sanusi Tawangsari, Sahdan
Langkaplancar,
Karmin Karangjambu, Toyibun, Tanwir Penanggapan bahkan dari Pesawahan
Banyumas
Cartim, Kasto dan Karsono. Pada waktu itu kegiatan sholat berjamaah
dengan
tempat tidur santri menyatu di langgar sehingga penuh sesak berjubel
maka mbah
Sayem atao Nyi H. Ngusman mempersilahkan langgar berbentuk panggung
untuk
dibedol/diboyong dijaikan 2 (dua) kamar sebagai tempat penginapan para
santri
yang diletakkan disebelah selatan pengimaman langgar yang ini merupakan
bangunan Pesantren atao asrama santri pertama Pondok Pesantren
Miftahul
Anwar. Hal ini terjadi pada Senin, 10 Robi’ul Awal 1382 H atao 3
September
1962.
Hari
demi hari santripun terus bertambah sehingga sekitar tahun 1964 Pak
Sadali
Nyakar Salebu memebrikan jariyah rumah untuk dibuat asrama santri yang
menjulur
utara ke selatan sebanyak 6 (enam)
Masih terlalu global belum terperinci
BalasHapus